Potret Kecil Kehidupan Politik Indonesia

Kemarin, saya diculik beberapa temen-temen politik untuk ikut ke Metro TV. Ikutan acara Padamu Negeri. Kali ini temanya Seleb masuk Parpol. Tadinya saya hampir ga mau ikut coz temen-temen lainnya pada ga ikut. Tapi karena jumlah yang sedikit, saya pun akhirnya ikut.  Kami cuma bersembilan.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 1,5 jam, kami pun sampai dan langsung disuguhi makan siang. Setelah itu, kami berdiskusi membahas apa yang nanti akan ‘disuarakan’. Beberapa saat kemudian, datanglah sejumlah orang dengan pakaian oranye-nya. Ternyata dari Partai NKRI, ada Ketua Umumnya juga lho. Om Sys Ns. Kemudian datang juga Mat Solar, Ozy Saputra dari PPP. Dari PDIP, ada Sony Tulung dan Edo Kondologit.

Akhirnya tiba pula masanya kami menuju studio. Oh ya, karena jumlah kami cuma sembilan, mbak yang ngundang sempet bingung karena mestinya kami datang ber-15. Untunglah ada mahasiswa-mahasiswa dari Univ. Palangkaraya yang sedang berkunjung. Mereka pun kemudian ditarik untuk menggenapi jumlah. Kebetulan, jaket mereka sama-sama kuning. “Kita sama, satu Indonesia” tiba-tiba sebuah suara muncul. entah dari siapa. Tapi kemudian, ada kalimat lain yang terlontardari teman UnPar yang membuat saya kaget, “Sebenernya sih kalo saya lebih suka misah,” Deng! misah? dari Indonesia? Ya Allah, ternyata benih-benih seperti itu masih ada di hati pemuda bangsa ini!  Untunglah pembicaraan itu tidak dilanjutkan, beberapa berhasil mengalihkan topik pembicaraan.

Tak lama setelah itu, acara pun dimulai. Hadir Marissa Haque dan pengamat politik Indra J Piliang sebagai panelis. Hm, baru tau saya, ternyata Marissa Haque sekarang di PPP. Yak, seperti yang kita ketahui bersama, di acara Padamu Negeri, peserta dihadapkan empat pertanyaan. Pertanyaan yang muncul diantaranya adalah: apakah parpol di indonesia sudah merupakan representasi dari kepentingan konstituennya. Kemudian, apa yang dilakukan selebritas di dalam parpol? mendulang suara kah, menjadikan alat untuk maju ke parlemen, atau yang lain. Ada lagi mengenai peran selebritas dalam membangun citra dan kredibilitas partai, signifikan atau tidak. pertanyaan satunya lagi saya lupa. Ntar liat aja di Padamu Negeri.

Setelah satu pertanyaan polling dibacakan, tiba waktunya adu opini. Hm, cukup seru juga. Bahkan terkadang di sela-sela tiap sesi muncul joke-joke lanjutan yang kadang saling menjatuhkan. Becandaan yang lucu tapi dalam sebetulnya, itulah yang kami rasakan. Kami, mahasiswa baru yang baru saja melihat kenyataan di depan mata. Maka, tak heran ketika satu pernyataan terlontar kemudian dibalas lagi oleh yang lain, dapat membuat orang yang lain akan berubah air mukanya. Agak bingung kalimatnya? ya, saya sengaja tidak ingin menceritakan secara gambalng. Ga enak. Takut salah. Tapi, setidaknya memang itulah yang saya dan teman-teman rasakan.

Kejadian hari itu membuat kami tahu bahwa memang, terkadang dalam kehidupan nyata, dunia politik itu agak kejam. Yang kami alami baru di dalam studio, bagaimana di luar? Ah, semoga kehidupan politik Indonesia akan lebih baik. Mudah-mudahan juga, nantinya kami sebagai ilmuwan politik dapat memberi kontribusi kepada negeri ini. Untuk keadaan yang lebih baik. Amiin.

hanya oretan mahasiswa politik yang masih hijau (ini bukan hijau partai lho..)

Ga Yakin, Tapi Ternyata Bisa!

Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, saya akan menceritakan sebuah kegiatan yang saya jadi PJ acaranya. Tour d’ UI 2008 “Catch ur Bright Future with UI”. Tema yang narsis sebenernya, tapi memang begitulah, saat itu kan emang tujuannya memotivasi mereka untuk masuk UI. Kampus Perjuangan.

Acara berlangsung tanggal 15-18 januari 2008. Agendanya, keliling 10 fakultas, sharing dengan alumni, info SPMB dan PPKB, motivation training, dll. Eh, ga sepulh fakultas ding. Minus Psikologi karena kami ga dapet ijin dengan alasan, di FPsi ada acara. Ya sudah, peserta tetep bisa dapet info tentang FPsi.

Continue reading

Akhirnya selesai juga..

alhamdulillah….

semalem saya mulai bisa menarik napas lega.Akhirnya kelar juga! setelah tiga hari ga bisa tidur nyenyak, ga bisa nyantai, harus tidur malem dan bangun pagi-pagi, teriak-teriak biar yang lain pada cepetan bergerak, dsb. Ya, acara yang saya jadi PJ acaranya (bahasa dari mana ini?) selesai tadi malam. Alhamdulillah juga, tanggapan dari yang lain bagus dan hanya sedikit kekurangan saja (opini peserta). Alhamdulillah…:)

Mau tau gimana acaranya? tunggu di postingan selanjutnya. Karena rifa akan membuat catatan tentang ini. (sok penting ceritanya)

Evaluasi Belajar di Semester Pertama

Beberapa hari lalu, sluruh nilai mata kuliah saya sudah keluar. Akhirnya ketauan juga berapa IP saya di semester pertama ini. Yak, IP saya hanya 3,xx. Lebih tepat saya sebut tiga koma sedikit. Benar sedikit. Haha. Angka yang agak nyebelin menurut saya. Hehe. Tapi, ya sudahlah. Itu hasil nilai akhir saya. Nilai peluh saya selama ini. *lebay*

Angka tiga koma sedikit itu belum memenuhi target saya. Continue reading

Daya Kritis yang Tak Boleh Mati

         Berpikir kritis itu apa? Berpikir sampai pusing! Ini jawaban yang begitu saja meluncur dari mulut teman saya ketika OAT (Organization and Academic Training—pelatihan yang diadakan Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik untuk mahasiswa baru Dept. Ilmu Politik FISIP UI) dulu. Ketika kami mendapat materi tentang berpikir kritis. Tapi, kayaknya tiap orang punya jawaban yang berbeda tentang berpikir kritis ini. Continue reading

Selamat Tahun Baru..

Selamat Tahun Baru 1429 Hijriyah! (agak telat, tapi biarlah)

Tahun baru yang sesungguhnya, bagi umat Islam!

Jangan lupa kawan,,,

Mudah-mudahan tahun ini lebih baik dari sebelumnya.

udah, cuma mau ngomong itu aja. :p

Seharusnya Bisa Lebih Bermakna

Ternyata, kalo dihitung sejak hari terakhir UAS sampe sekarang, udah setengah bulan saya libur lho. Waktu itu saya selesai tanggal 14 Desember 2007 (tidak termasuk UAS MPK Seni yang dikumpul tanggal 18 Desember). Dan saya berkesempatan pulang pada tanggal 18 malam, tanpa teman -karena yang lain ga ada yang mau pulang tanggal segitu- hingga saya hampir kebablasan.

Sayangnya, dua minggu ini tidak saya pakai secara optimal dengan mengeluarkan potensi sepenuhnya dan tidak menggunakan peluang dengan sebaik-baiknya. Continue reading

Ketika Harus Berada pada Kondisi yang Tak Biasa

Tidak terbiasa dan mengalami kesusahan adalah hal yang wajar ketika kita harus melakukan sesuatu yang baru. Begitu pula dengan saya, Namun, apakah dengan keadaan tersebut kita mundur saja dari hal yang tidak biasa kita lakukan itu? Tentu saja jawabannya tidak.

Setidaknya, itulah yang saya lakukan. Berusaha untuk tetap survive dengan keadaan baru yang memaksa saya demikian (halah.. apa sih?). Continue reading

Tahun 2008 yang Tlah Datang

Semalam, banyak orang-orang yang kumpul-kumpul, jalan-jalan, bahkan bakar-bakaran (ini rencana teman saya). Jalanan pun ramai penuh sesak. Itu kata adik saya yang kebetulan pergi keluar. Sementara saya, niatnya semalam mau ke warnet untuk apdet blog (baru kesampaian sekarang dan ternyata USB disini bermasalah) dan mengirim berita di milis, tapi ga jadi gara-gara tiba-tiba dapat SMS dari seorang teman yang bilang mau datang untuk membicarakan sesuatu hal.

akhirnya, saya pun menunggu teman saya tersebut kemudian bicara di teras rumah dengannya hingga Continue reading